Dalam tiap dasawarsa ada loncatan (mirip spektrum) kenikmatan yang telah aku peroleh. Nikmat Allah yang manakah yang aku dustaka. Bermlah dari tahun 1980. Ketika saya lulus SD dengan nilai pas-pasan, ingin melanjutkan sekolah favorit di Kabupaten Pasuruan. SMPN 1 Bangil, sebuah sekolah favorit anak di 4 kecamatan di kabupaten Pasuruan, yaitu Bangil, Rembang, Beji, dan Jabon Sidoarjo. Pada erah tahun 1977 sampai sekarang, sekoalh inilah menjadi andalan dan harapan bagi siswa maupun orang tua.
Adapun di SD Bendomungal 1 tempatku menimbah ilmu di sekolah SD. Jumlah siswa yang mendaftar ada 57 anak, dari 70 siswa. Setelah menempuh serangkaian ujian tulis hanya 9 anak yang lolos (salah satunya saya). Alhamdulillah kenikmatan yg tiada tarah.... jangankan temanku, guruku saja tidak memfavoritkan saya dapat memasuki sekolah favorit ini.
Lompatan kenikmatan 10 tahun berikutnya yaitu tahun1990. Setelah menempuh pendidikan di jenjang SLTP, lulus tahun 1983 . Saya mendapat kesempatan memasuki bangku SMA. Di SMA N tempatku wamenyelesaikan pndidikan tingkat atas, lulus tahun 1986. Satu tahun berikutnya, tahun 1987 barulah saya dapat kuliah di UNESA (dulu IKIP N Sby).
Sampai menjelang semester ke-8, nilai kuliahku hancur. dari 160 SKS, yang harus aku selesaikan mungkin hanya 70 SKS yang lulus. Itupun dengan nilai C. Begitu aku tekatkan untuk mengikuti KKN di Tulungagung tahun1990. Sepertinya saya mendapat energi tambahan. Melihat secara langsung kondisi masyarakat di akar rumput. Dan betapa mulyanya seorang mahasiswa dihadapan mereka. Disamping itu tenaga, pikiran generasi terdidik ini (mahasiswa) amat diperlukan untuk memperbaiki kondisi di masyarakat.
Berbekal dorongan moril dari mereka dan tentunya doa orang tua, saya bertekat untuk segera menyelesaikan studiku.Tidak tanggung-tanggung saya menargetkan lulus melalui jalur skripsi. Waktu itu jalur ini tidak wajib. Alhamdulillah pada tahun 1992 akhir pada semester sepuluh saya sudah melesaikan hampir 95 persen mata kuliahku. Pada semester ke sebelas saya konsentrasi pada skripsiku dan beberapa mata kuliah ringan untuk perbaikan nilai. Dosen pembimbing skripsi saya pilih yang paling top dan terkenal kiler yaitu bapak Moh. Said, mantan Dekan FPMIPA.Saat itulah, saya merasakan ardenalinku terpacu deras. Untuk menyelesaikan tugas akhir ini sering tidurku hanya 3 atau 4 jam. Bahkan saat terakhir pengumpulan saya tidak tidur semalaman. Perjuangan yang keras ini akhirnya berbuah manis saya mengerti dengan detail apa itu penelitian kualitatif dan kuantitatif. Dan tentunya lulus dengan nilai B.
Puncak kuantum kenikmatan 10 tahunan, terjadi pada tahun 2010. Sebelum menceritakan puncak kenikmatan tersebut alangkah baiknya saya ceritakan loncatan kenikmatan pada tahun 2000. Pada tahun itu saya di karuniai oleh Allah dapat menempati rumah sendiri. Dalam memenuhi kebutuhan mendasar, pokok satu ini, perumahan. Setelah berkali-kali menjadi kontraktor (baca kontrak rumah) dan tinggal di pondok mertua indah. Enam tahun masa pernikahanku. Saya nikah pada bulan Mei 1994.
Setahun setelah pernikahan, kado terindah adalah saya di karuniai Allah seorang bayi. Bayi itu kami beri nama Muhammad Fahmi Ilmi, lahir pada tanggal 16 April 1995. Paska pernikahan saya sudah bertekat untuk mandiri. Anak pertamaku menjadi saksi kami pindah dari satu kontrakan ke kontrakan la6innya. Tidak terasah dia sekarang sudah kelas 12 di SMA Negeri Bangil dan tinggal di Pondok Pesantren Nurul Madinah Bangil. Sejak kelas 10, dua tahun yang lalu dia sudah tinggal di sana. Untuk menempuh dua pendidikan sekaligus. Pagi, jam 6 sampai jam 4 sore dia belajar secara intesip di bangku SMA. Dan malamnya, mulai ba'dal magrib sampai jam 8 malam (20.00) dia belajar di pesantren. Semoga putraku mendapat ilmu yang bermanfaat dan faham ilmu, sesuai dengan namanya.
Menjelang lahir putra kedua kami, saya dan istri tercintaku, mulai bimbang. Apakah melanjutkan kontrak rumah atau tinggal di mertua indah. karena pengasuh putraku tidak sanggup mengasuhnya. Apalagi mengasuh dua putra. Saat hamil tua istriku harus menjalani ujian yang amat berat. Dia harus berjalan hampir 2 km pulang pergi dari rumah kakak istri di Bluru Sidoarjo ke tempat kerja. Sedangkan saya tinggal sendiri di kontrakkan.
Bayi kedua kami lahir pada tanggal, 14 Oktober 1997, jam 22.45 di tolong oleh seorang bidan di Sidosrjo.
Adapun di SD Bendomungal 1 tempatku menimbah ilmu di sekolah SD. Jumlah siswa yang mendaftar ada 57 anak, dari 70 siswa. Setelah menempuh serangkaian ujian tulis hanya 9 anak yang lolos (salah satunya saya). Alhamdulillah kenikmatan yg tiada tarah.... jangankan temanku, guruku saja tidak memfavoritkan saya dapat memasuki sekolah favorit ini.
Lompatan kenikmatan 10 tahun berikutnya yaitu tahun1990. Setelah menempuh pendidikan di jenjang SLTP, lulus tahun 1983 . Saya mendapat kesempatan memasuki bangku SMA. Di SMA N tempatku wamenyelesaikan pndidikan tingkat atas, lulus tahun 1986. Satu tahun berikutnya, tahun 1987 barulah saya dapat kuliah di UNESA (dulu IKIP N Sby).
Sampai menjelang semester ke-8, nilai kuliahku hancur. dari 160 SKS, yang harus aku selesaikan mungkin hanya 70 SKS yang lulus. Itupun dengan nilai C. Begitu aku tekatkan untuk mengikuti KKN di Tulungagung tahun1990. Sepertinya saya mendapat energi tambahan. Melihat secara langsung kondisi masyarakat di akar rumput. Dan betapa mulyanya seorang mahasiswa dihadapan mereka. Disamping itu tenaga, pikiran generasi terdidik ini (mahasiswa) amat diperlukan untuk memperbaiki kondisi di masyarakat.
Berbekal dorongan moril dari mereka dan tentunya doa orang tua, saya bertekat untuk segera menyelesaikan studiku.Tidak tanggung-tanggung saya menargetkan lulus melalui jalur skripsi. Waktu itu jalur ini tidak wajib. Alhamdulillah pada tahun 1992 akhir pada semester sepuluh saya sudah melesaikan hampir 95 persen mata kuliahku. Pada semester ke sebelas saya konsentrasi pada skripsiku dan beberapa mata kuliah ringan untuk perbaikan nilai. Dosen pembimbing skripsi saya pilih yang paling top dan terkenal kiler yaitu bapak Moh. Said, mantan Dekan FPMIPA.Saat itulah, saya merasakan ardenalinku terpacu deras. Untuk menyelesaikan tugas akhir ini sering tidurku hanya 3 atau 4 jam. Bahkan saat terakhir pengumpulan saya tidak tidur semalaman. Perjuangan yang keras ini akhirnya berbuah manis saya mengerti dengan detail apa itu penelitian kualitatif dan kuantitatif. Dan tentunya lulus dengan nilai B.
Puncak kuantum kenikmatan 10 tahunan, terjadi pada tahun 2010. Sebelum menceritakan puncak kenikmatan tersebut alangkah baiknya saya ceritakan loncatan kenikmatan pada tahun 2000. Pada tahun itu saya di karuniai oleh Allah dapat menempati rumah sendiri. Dalam memenuhi kebutuhan mendasar, pokok satu ini, perumahan. Setelah berkali-kali menjadi kontraktor (baca kontrak rumah) dan tinggal di pondok mertua indah. Enam tahun masa pernikahanku. Saya nikah pada bulan Mei 1994.
Setahun setelah pernikahan, kado terindah adalah saya di karuniai Allah seorang bayi. Bayi itu kami beri nama Muhammad Fahmi Ilmi, lahir pada tanggal 16 April 1995. Paska pernikahan saya sudah bertekat untuk mandiri. Anak pertamaku menjadi saksi kami pindah dari satu kontrakan ke kontrakan la6innya. Tidak terasah dia sekarang sudah kelas 12 di SMA Negeri Bangil dan tinggal di Pondok Pesantren Nurul Madinah Bangil. Sejak kelas 10, dua tahun yang lalu dia sudah tinggal di sana. Untuk menempuh dua pendidikan sekaligus. Pagi, jam 6 sampai jam 4 sore dia belajar secara intesip di bangku SMA. Dan malamnya, mulai ba'dal magrib sampai jam 8 malam (20.00) dia belajar di pesantren. Semoga putraku mendapat ilmu yang bermanfaat dan faham ilmu, sesuai dengan namanya.
Menjelang lahir putra kedua kami, saya dan istri tercintaku, mulai bimbang. Apakah melanjutkan kontrak rumah atau tinggal di mertua indah. karena pengasuh putraku tidak sanggup mengasuhnya. Apalagi mengasuh dua putra. Saat hamil tua istriku harus menjalani ujian yang amat berat. Dia harus berjalan hampir 2 km pulang pergi dari rumah kakak istri di Bluru Sidoarjo ke tempat kerja. Sedangkan saya tinggal sendiri di kontrakkan.
Bayi kedua kami lahir pada tanggal, 14 Oktober 1997, jam 22.45 di tolong oleh seorang bidan di Sidosrjo.